Sumber: Getty/Image Photo Agency
SABANEWSINDO.com – AC Milan akhirnya mencetak tiga poin perdananya di ajang Liga Champions. Tepatnya pada Rabu (23/10/24) dini hari, pasukan Paulo Fonseca berhasil mengalahkan Club Brugge di San Siro dengan skor meyakinkan 3-1.
Rossoneri unggul lebih dulu pada menit ke-34 melalui aksi Christian Pulisic. Pemain berkebangsaan Amerika Serikat itu membuat gol fantastis karena dihasilkan dari sepak pojok. Sebuah gol yang jarang terjadi.
Angin kian berhembus ke arah Milan karena Club Brugge harus bermain dengan 10 orang, setelah Raphael Onyedika menerima kartu merah. Namun, kendati kekurangan pemain, mereka bisa menyamakan skor di menit ke-51 lewat Kyriani Sabbe.
Pada akhirnya, Club Brugge tidak bisa berkutik. Tijjani Reijnders jadi mimpi buruk klub asal Belgia tersebut, di mana pria asal Belanda berhasil mencetak dua gol masing-masing pada menit ke-61 dan 71.
Gawang Club Brugge bergetar untuk keempat kalinya pada menit ke-88 oleh wonderkid Milan, Francesco Camarda. Pria berusia 16 tahun itu mencetak gol lewat sundulan setelah menerima umpan silang dari Reijnders.
Baca juga: Rafael Leao Bicara Soal Jadi Kapten AC Milan dan Pengaruh Paulo Fonseca
Sebuah momen yang membanggakan dan bisa membuat Camarda masuk ke dalam buku sejarah Liga Champions. Tapi sayang, hal itu gagal terwujud karena wasit menganulir golnya. Ia sudah terperangkap offside ketika umpan dilepaskan.
Seandainya tidak offside, Camarda bisa menjadi pencetak gol termuda MIlan di ajang Liga Champions. Walau demikian, ia tetap bisa mencetak sejarah karena menjadi pemain termuda yang tampil dalam pentas bergengsi tersebut.
Namun hal tersebut tidak membuat Paulo Fonseca jadi gusar. “Harusnya itu bisa jadi momen yang manis dari pemain muda yang telah bekerja keras untuk bertahan di tim ini. Dia akan mencetak banyak gol di masa mendatang, ini baru permulaan.”
Akan tetapi, terlepas dari kemenangan yang membanggakan, Fonseca tetap belum puas dengan performa timnya. Rafael Leao dkk baru terlihat baik setelah berhasil mencetak gol keduanya.
“Kami bermain tanpa intensitas dan lamban. Kami tidak bagus melawan tim yang bertahan lebih ke dalam. Ketika Okafor dan Chukwueze masuk, permainan berubah dan mereka memberi energi. Kami melakukan hal baik setelah gol kedua,” tuturnya.
(Football Italia)