Sumber: @paulpogba
SABANEWSID.com – Bintang Juventus, Paul Pogba, sempat terjebak dalam kasus yang tidak menyenangkan pada tahun 2022 lalu. Ia harus berurusan dengan hukum karena percobaan pemerasan yang dilakukan oleh sang kakak, Mathias Pogba.
Sama seperti Paul, Mathias juga merupakan pemain sepak bola. ASM Belfort menjadi klub terakhirnya pada tahun 2022 lalu, dan belum mendapatkan klub hingga sekarang. Kendati demikian, Mathias belum menyatakan pensiun.
Mathias ternyata memiliki aktivitas lain di luar lapangan. Ia diketahui tergabung dengan sebuah geng kriminal. Di tahun 2022, ia menuntut uang dari Paul bersama geng kriminalnya sebagai biaya ‘layanan perlindungan’.
Melalui video yang tersebar di media sosial, Mathias menuntut uang sejumlah 11 juta pounds. Ia berkata bahwa dirinya akan mengungkap sejumlah informasi yang tidak diketahui banyak orang, termasuk soal Paul memakai dukun untuk menyerang Kylian Mbappe.
Mathias kemudian sempat merasakan dinginnya penjara karena dianggap telah melakukan pemerasan. Pada bulan Desember 2022, ia dibebaskan tetapi tidak diperkenankan untuk menghubungi Paul beserta sang ibu.
Ternyata, kasus tersebut memberikan pukulan yang cukup telak untuk Pogba. Sampai-sampai, pria berdarah Prancis itu sempat kepikiran untuk gantung sepatu.
“Uang mengubah orang… uang bisa menghancurkan keluarga. Bisa menciptakan perang. Terkadang saya berpikir sendiri, ‘saya tak mau lagi punya uang, saya tidak ingin bermain lagi’,” tutur Pogba kepada Al Jazeera.
“Saya hanya ingin bersama orang-orang biasa, jadi mereka akan mencintai saya karena saya – bukan karena popularitas, bukan karena uang. Terkadang rasanya berat,” lanjutnya,
Tahun 2022 memang berjalan tidak menyenangkan untuk gelandang berusia 30 tahun tersebut. Bukan cuma kasus dengan sang kakak, Paul juga kesulitan mendapatkan menit bermain lantaran mengalami cedera.
Cedera bertubi-tubi membuat Paul hanya bermain sebanyak 10 kali dalam semua kompetisi di sepanjang musim 2022/23. Karena itu, Paul kembali menjadi bulan-bulanan kritik dari berbagai kalangan.
Kini Paul telah pulih dan mulai bisa bermain. Ia bertekad untuk menjawab semua kritikan yang pernah mengampirinya dengan performa di lapangan. Ambisi tersebut menjadi pelecut untuk membalas setiap perkataan negatif publik.
“Saya ingin membuat mereka memakan kata-katanya sendiri… saya ingin menunjukkan ke mereka bahwa saya tidak lemah. Mereka bisa berbicara buruk soal saya. Saya takkan pernah menyerah,” pungkasnya.
(Al Jazeera)