Sumber: Instagram @k.mbappe
SABANEWSINDO.com – Isu mengenai kepindahan Kylian Mbappe ke Real Madrid kian menguat belakangan ini. Bahkan sejumlah laporan berujar bahwa pemain asal Prancis tersebut sudah menandatangani kontrak dengan Los Merengues.
Kendati demikian, Real Madrid diklaim takkan mengumumkan kesepakatan itu setidaknya sampai bulan April. Mereka coba menghindari konflik yang bisa terjadi jika kemudian bertatap muka dalam ajang Liga Champions musim ini.
Real Madrid memang sudah lama menginginkan Mbappe. Namun, PSG berusaha mati-matian untuk mempertahankan sang bintang. Mereka bahkan sempat menolak tawaran 200 juta euro dari raksasa Spanyol tersebut.
Sekarang PSG tak memiliki kekuatan untuk menahannya. Mbappe memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya yang berlaku sampai bulan Juni 2024. Sehingga bisa hengkang dari Parc des Princes dengan status bebas transfer.
Namun, Real Madrid tetap harus membayar uang berjumlah besar untuk sang pemain. Ia diketahui akan menerima gaji sekitar 15-20 juta euro per tahun, ditambah bonus saat penandatangan kontrak serta hak citra.
Baca juga: Kronologi Kontrak Kylian Mbappe: Dimulai Bulan Januari, Real Madrid di Atas Angin
Masalah uang memang terbilang sensitif dan bisa memicu percikan protes dari pemain lain, khususnya bintang seperti Vinicius Junior dan Jude Bellingham. Begitu prediksi mantan pemain Prancis, Emmanuel Petit.
“Jika Mbappe pergi ke Madrid, itu bisa menjadi sebuah masalah. Bukan cuma dari segi gaji di ruang ganti, tapi juga dari segi kepemimpinan,” tutur mantan pemain Arsenal itu kepada AS.
“Bellingham telah luat biasa seperti halnya Vinicius Junior, dan jika dia ke Madrid, dia harus bermain sebagai striker, seperti yang dia lakukan belakangan ini untuk PSG. Namun kita semua sudah tahu bahwa itu bukan posisi terbaiknya.”
Rumor mengenai masa depan Mbappe yang berseliweran pun diklaim Petit telah membuat publik Prancis jengah. Ia juga yakin bahwa sang pemain juga merasakan hal yang sama.
“Kita tidak berbicara soal PSG, selalu soal Mbappe. Jadi itu bisa menjadi masalah buat beberapa pemain untuk mengurus situasi ini. Dan itulah kenapa saya bilang saya sudah terlalu capek berbicara soal itu setiap tiga pekan sekali,” pungkasnya.
(AS)