Sumber: Instagram @inter
SABANEWSINDO.com – Inter Milan harus menelan pil pahit usai pertemuan kedua melawan Atletico Madrid di ajang Liga Champions. Mereka dipaksa bertekuk lutut dan berujung tersingkir dari pentas sepak bola paling bergengsi di Eropa itu.
Musim ini, Inter mengikuti Liga Champions dengan membawa keberhasilannya mencapai babak final di edisi sebelumnya. Usai melalui fase grup, mereka melangkah ke 16 besar dan dipertemukan dengan Atletico Madrid.
Satu kaki Nerazzurri – julukan Inter – berada di babak perempat final usai meraih kemenangan pada leg pertama dengan skor tipis 1-0 pada bulan Februari lalu. Banyak yang meyakini klub besutan Simone Inzaghi tersebut bakal melenggang.
Namun leg kedua menghadapkan pada kenyataan bahwa Inter memang belum patas melangkah jauh. Bertandang ke markas Atletico Madrid, Wanda Metropolitano, mereka tumbang dengan skor tipis 1-2.
Secara agregat, kedua tim berimbang dengan skor 2-2. Duel leg kedua ini sendiri harus berlanjut sampai drama adu penalti. Tiga eksekutor Inter yakni Lautaro Martinez, Davy Klaassen, dan Alexis Sanchez gagal menunaikan tugasnya.
Baca juga: Dominan Di Serie A, Simone Inzaghi Ingin Tularkan Sukses Di Liga Champions
Di sisi lain, hanya Saul Niguez yang menjadi eksekutor gagal dari pihak Atletico Madrid. Pada akhirnya Los Rojiblancos menang dalam babak adu penalti dan berhasil mengirim Inter kembali ke Italia.
Inter Milan menjadi tim terakhir dari Italia yang dipastikan angkat koper dari Liga Champions musim ini. Pada babak 16 besar sendiri, terdapat dua tim selain Inter, yakni Napoli dan Lazio. Keduanya juga telah tersingkir.
Sementara perwakilan Italia lainnya, AC Milan, sudah terdepak sejak fase grup dan kini tengah melanjutkan kiprah di Europa League. Dengan demikian, pada babak perempat final ini, tidak ada satupun tim dari Italia.
Media asal Italia, La Gazzetta dello Sport, memberikan kabar duka ini. “Ada kekecewaan besar, mustahil untuk membantah ini. Tersingkirnya Inter adalah sebuah tamparan, pukulan buat impian Nerazzurri dan sepak bola Italia.”
“Setahun lalu, kami memiliki tiga klub yang bertarung di delapan besar Eropa. Tahun ini tidak ada. Dunia terbalik, dan gagasan untuk menjadi, jika bukan raja, setidaknya pangeran, telah ditekan.”
“Kami tidak bisa memikirkan bahwa tim terbaik kami, yang mendominasi liga dan bermain pada final Liga Champions terakhir, tereliminasi oleh Atletico Madrid yang ini,” lanjut sang jurnalis bernama Stefano Agresti.
(La Gazzetta dello Sport via Football Italia)