Sumber: Instagram @bremer
SABANEWSID.com – Gleison Bremer menjadi salah satu pemain penting dalam lini pertahanan klub raksasa Italia, Juventus. Sayangnya, pemain asal Brasil tersebut tidak bisa berjanji akan bertahan sampai gantung sepatu di Allianz Stadium.
Pentingnya sosok Bremer bagi Juventus bisa dilihat dari statistiknya. Sejauh ini, pemain berusia 26 tahun itu tidak pernah absen dalam 12 pertandingan yang dilakoni Juventus sejak musim 2023/24 mulai digelar.
Dari 12 pertandingan tersebut, menurut catatan Whoscored, Bremer membukukan rata-rata 1.1 tackle, 1.3 intersep, dan 4.4 sapuan. Ia juga mencatatkan rata-rata menang duel di udara sebanyak tiga kali.
Entah bagaimana jadinya Juventus tanpa Bremer musim ini. Tidak bisa dimungkiri kalau dirinya memiliki peran vital dalam tujuh clean sheet yang dibukukan, dan membuat Bianconeri hanya kebobolan tujuh gol dari 12 laga.
Kabar baiknya, Bremer masih berusia 26 tahun dan memiliki karir yang cukup panjang. Kabar buruknya, ia sepertinya tidak berencana bertahan di Juventus sampai gantung sepatu. Ia memiliki mimpi bermain di Premier League suatu hari nanti.
Baca juga: Adrien Rabiot Turut Simpati kepada Paul Pogba: Dia Biasanya Tersenyum
“Saya suka La Liga dan Premier League, tapi Premier League adalah kejuaraan yang menyenangkan dan saya menyaksikan banyak pertandingan yang menghibur,” kata Bremer ketika berbincang dengan Telegraph Sport baru-baru ini.
“Suatu hari nanti saya ingin bermain di Premier League, tapi sekarang saya fokus ke Juventus dan memenangkan trofi bersama mereka. Kami adalah salah satu tim terbaik di dunia,” lanjutnya.
Bremer sedang bermain di liga yang dikenal memiliki bek-bek hebat dalam sejarah. Tetapi, mantan pemain Torino tersebut mengaku belajar banyak dari sosok-sosok yang pernah terlibat di Premier League.
“Saya memiliki beberapa panutan di Inggris. Saya menonton David Luiz di Chelsea, pemenang Premier League dan Liga Champions. Tapi saya juga menyaksikan Vincent Kompany di Manchester City,” tambah Bremer.
Namun soal permainan, Bremer tak bisa melupakan jasa Walter Mazzarri yang pernah menjadi pelatihnya di Torino dulu. Sebab berkat Mazzarri, Bremer bisa menjadi pemain seperti sekarang.
“Saya datang dari tempat di mana pertahanan dilakukan dengan pendekatan berbeda dibandingkan dengan Italia, jadi dia menyuruh saya untuk mempelajari permainan saat ada waktu dan kesempatan.”
“Benar-benar terjadi seperti adanya. Setelah satu tahun, saya mendapatkan kesempatan saya dan tidak pernah berhenti bermain,” pungkasnya.
(Telegraph Sport)