Sumber: Instagram Julie Kedzie
SABANEWSID.com – Mantan petarung wanita di UFC, Julie Kedzie, mengumumkan akan menyumbangkan otaknya untuk penelitian setelah meninggal dunia nanti.
Keputusan untuk menyumbangkan otaknya itu tak bisa dilepaskan dari kondisi yang dialaminya setelah memutuskan pensiun sebagai petarung pada 2013 silam. Diakuinya, dia mengalami depresi, kecemasan berlebih, hiperaktivitas, impulsif hingga kondisi susah untuk tidur, yang merupakan gejala dari chronic traumatic encephalopathy (CTE).
Dikutip dari BBC, CTE sendiri merupakan kondisi otak yang terpengaruh karena seringnya terkena hantaman di kepala dan gegar otak. Kondisi ini, yang mana bisa semakin memburuk seiring berjalannya waktu dan bisa berakibat pada demensia, hanya bisa didiagnosa dalam kondisi post-mortem, di mana penderitanya sudah meninggal dunia.
Kedzie sendiri sudah 29 kali menjalani pertarungan dengan rekor 16 kemenangan dan 13 kekalahan, sebelum akhirnya memutuskan pensiun setelah mengalami empat kekalahan beruntun, yang mana dua di antaranya terjadi di UFC. Petarung yang kini sudah berusia 42 tahun itu mulai merasakan efek dari pertarungan yang dijalnainya dan bertekad untuk mendonasikan otaknya untuk penelitian.
Baca juga: Jelang Duel Memerebutkan Kontrak UFC, Atlet MMA Ini Ternyata Sedang Hamil 3 Bulan
“Sepertinya, hal tersebut merupakan hal yang lumrah untuk dilakukan,” ujarnya kepada BBC Sport.
“Saya sering mendapat pukulan di kepala, jadi kita mungkin akan bisa melihat apa yang terjadi di sana dan bisa mendapatkan informasi yang bagus untuk data. Jika memang masih ada cara di mana saya masih bisa memberikan kontribusi di MMA, saya akan melakukannya,” tandasnya.
Saat ini, baru 45 kasus CTE yang terkonfirmasi di seluruh dunia ketika Concussion Legacy Foundation (CLF) mulai melakukan investigasi pada 2007. Sekarang, sudah lebih dari 10,000 orang sudah ambil bagian dalam penelitian ini.